Kamis, 14 Mei 2009

Kalau Teman Bertanya Tentang Tabligh

Assalamualaikum,
Tidak semua orang bisa langsung menerima model dakwah Jamaah Tabligh, namun pada umumnya mereka akan lebih paham setelah ikut khuruj 3 hari misalnya. Termasuk di masjid saya, Ar-Royyan, Perumahan Bojong Depok Baru II, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, juga ada yang nanya-nanya. Berikut ini kutipan jawaban saya pada beberapa teman yang bertanya-tanya mengenai aktivitas jamaah tabligh yang mampir/ i’tikaf di masjidnya:
Mengenai aktivitas Jamaah Tabligh/Dakwah, saya berterima kasih atas saran dan masukan Bapak-Bapak baik melalui sms, email Japri maupun bicara langsung dengan saya. Kalau misalnya Bapak-Bapak ada yang tertarik untuk merasakan langsung bagaimana rasanya, maka dari masjid Ar-Royyan, BDB II, Cibinong, Bogor IngsyaAlloh setiap bulan dikeluarkan rombongan khuruj fi sabilillah 3 hari biasanya hari Sabtu, Minggu dan Senin pada minggu ke-3 setiap bulannya.
Sekilas, secara dhohir, memang terkesan buang-buang waktu, tenaga, uang dll, namun ada pengalaman2 ruhani yang tidak bisa dilukiskan dengan kata2. Ada kenikmatan, ketenangan, kedamaian yang sulit diungkapkan. Hanya bisa dirasakan. Setiap kalimat untuk mengungkapkannya selalu kurang pas, hanya tetesan beberapa bulir air mata saja yang bisa menggambarkannya secara tepat. Itulah mengapa banyak yang ketagihan sehingga bisa mengambil cuti 40 hari, bahkan 4 bulan untuk khuruj fi sabilillah.
Memang demikian dakwah nubuwah itu berjalan. Kalo kita baca al-qur’an dan kisah/sejarah nabi dan rasul, maka akan tergambar secara jelas bagaimana mereka siang dan malam datang ke rumah-rumah, pasar-pasar, lorong-lorong, gardu-gardu, sawah-sawah dan ujung-ujung kampung dan kota untuk ketemu manusia dan hanya untuk menyampaikan kebesaran Alloh SWT dan menganjurkan manusia taat pada Alloh SWT. Bukan untuk meminta sumbangan, bukan untuk berbisnis atau yang lainnya.
Memang tanggapan masyarakat/kaum yang didakwahi pasti bermacam-macam terhadap nabi dan rasul tsb, semuanya tergambar secara jelas di Al-quran. Ada yang senang, gembira karena mendapatkan hidayah kebenaran, ada yang biasa saja, ada yang tidak setuju dan juga ada yang menentang.
Demikian pula para sahabat r.a. serta wali-wali (di Jawa disebut Wali Songo, di luar Jawa dengan berbagai sebutan). Mereka juga mendatangi manusia siang dan malam datang ke rumah-rumah, pasar-pasar, lorong-lorong, gardu-gardu, sawah-sawah dan ujung-ujung kampung dan kota untuk menyampaikan kebesaran Alloh SWT dan menganjurkan manusia taat pada Alloh SWT. Di Nusantara dalam kurun waktu 40 tahun, berubah dari nusantara hindu/budha dan animisme menjadi nusantara Islam. Sekarang kita kenal dg Indonesia yang pada tahun 1945 jumlah muslimnya mencapai 95%, saat ini tinggal 85%.
Dakwah Islam ini mulai kendur sekitar 600 tahun lalu, ketika umat Islam mulai asyik dg arsitektur2 masjid yang indah2 (ini tidak ada pada zaman nabi & khulafaurrasyidin), teori-teori filsafat, teknologi2 perang dan kenikmatan duniawi lainnya. Akibatnya, Islam yang tadinya menguasai 2/3 dunia, sekarang menjadi kaum terpinggirkan.
Ketika dakwah nubuwah digelar kembali sekitar 70-80 tahun lalu, maka mulai muncul kekuatan pada kaum muslimin untuk mengamalkan sunnah. Sholat jamaah yang merupakan sunnah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasul dan para sahabat ditegakkan, demikian pula sunnah2 lainnya seperti siwak, berjenggot, jubah/gamis, peci dan do’a-do’a masnunah serta terutama fikir dan risau nabi serta pengiriman rombongan-rombongan dakwah dll. Sunnah2 tersebut yang oleh sebagian muslim dianggap kecil maka hakikatnya memiliki kekuatan yang besar dan luar biasa. Lebih besar dari senjata2 mutahir apapun. Sejarah mencatat, kekuatan sunnah inilah yang dahulu bisa menundukkan kerajaan Romawi dan Persia (dua adidaya pada masa itu) yang secara teknologi jauh melebihi teknologi umat Islam. Pasukan Islam yang pakaiannya pun banyak yang bertambal-tambal mampu meruntuhkan istana-istana Romawi dan Persia. Semuanya adalah karena kekuatan ruhani atau dalam alqur’an disebut sebagai nusrotullah.
Hari ini, dakwah ini telah menembus hampir semua negara di dunia. Sebagaimana email-email saya terdahulu dakwah ini bahkan mampu menembus Israel dan AS. Di Indonesia, dakwah ini antara lain berjibaku di lapangan menghadapi kristenisasi di kantong-kantong muslim seperti di Gunung kidul, wilayah tengger dan di wilayah timur Indonesia. Dengan waktu, tenaga, fikiran dan harta sendiri jamaah ini siap dikirim ke semua pelosok negeri. Beberapa waktu lalu dikirim jamaah 4 bulan dari Jakarta ke Pegunungan Tengger. Dan Alhamdulillah 124 KK yang tadinya beragama hindu masuk Islam.
Kalau ada jamaah yang mampir ke Masjid kita tercinta, i’tikaf 2-3 hari maka hakekatnya ini adalah rahmat bagi kita dan seluruh jamaah Ar-Royyan. IngsyaAlloh. Demikian pula jika ada jamaah yang berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah kita, maka hakekatnya Alloh sangat menyayangi kita karena masih ada saudara-saudara sesama muslim yang concern dengan kehidupan dan keselamatan akhirat kita di tengah kehidupan dunia yang melenakan dan menghanyutkan ini. Padahal kehidupan dunia kita mungkin hanya 60-70 tahun dan kehidupan akhirat kekal selama-lamanya.
Orang-orang itu tidak meminta sumbangan apapun, tidak sedang memasarkan bisnis apapun, tidak menganggu harta, anak-istri maupun jabatan kita. Mereka hanya belajar untuk lebih yakin bahwa kehidupan akhirat yang abadi ini perlu dan wajar diperjuangkan lebih keras, lebih serius dan lebih pengorbanan daripada kehidupan dunia yang sementara. Mereka hanya belajar untuk memperbaiki diri sendiri dengan cara mengajak orang lain. Kebetulan mereka mampir ke tempat kita dan berjumpa dengan kita maka kita ucapkan Al-hamdulillah.
Demikian Pak sedikit uraian saya semoga ada manfaatnya. Kekhilafan adalah sifat alami manusia, karena itu mohon dibukakan pintu maaf bagi kekeliruan-kekeliruan saya.”
Wassalam,
Abu Izza Adduri (roziq2503@yahoo.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;