Jumat, 15 Mei 2009

Dakwah Sebagai Solusi

Ketika Allah swt kumpulan seluruh manusia di alam ruh dari manusia yang pertama lahir kedunia sampai bayi yang terakhir lahir pada hari kiamat nanti maka Allah swt bertanya kepada seluruh ruh “ Alastu birobbikum “ Bukankah AKU TUHANmu” maka seluruh ruh baik ruh orang-orang kafir dan beriman, baik ruhnya Fir’aun maupun ruh Baginda Rasulullah saw berkata ” BALA SAHIDNA “benar ya ALLAH, engkau adalah TUHANku”. Seluruh ruh satu suara, tidak ada yang mendustakan bahwa Allah swt Tuhan mereka, tapi kelak ketika pertanyaan yang sama diajukan di alam kubur, maka hanya sedikit orang yang bersaksi bahwa Allah swt adalah Tuhan mereka, mengapa????
Ulama bagi tahu hal ini terjadi karena ketika di dunia Allah swt uji manusia dengan asbab-asbab baik asbab berupa istri dan anak, berupa kekayaan maupun kemiskinan, pangkat dan jabatan maupun asbab-asbab yang lain, sehingga manusia merasa manfaat dan kemudharatan bukan datang dari Allah swt melainkan datang dari asbab-asbab tersebut.
Orang kaya merasa bahwa hartanyalah yang mendatang manfaat untuk dirinya, begitupun dengan orang miskin, mereka merasa asbab kemiskinanlah mereka mendapatkan kemudharatan-kemudharatan, mereka lupa manfaat dan mundharat sesungguhnya datang dari Allah swt bukan datang asbab mereka kaya atau miskin, karena kehinaan dan kemuliaan hanya ada di tanggan Allah swt, Allah swt bisa hinakan suatu kaum dan Allah swt bisa muliakan suatu kaum. Laailahaillallah
Allah swt menginginkan kelak ketika kita kembali menghadap-Nya keyakinan seperti ini yang harus ada di hati kita, keyakinan bahwa; Allah swt AL-KHALIK (Yang Maha Pencipta ), Allah swt AL-MALIK ( Yang Maha Memelihara ), Allah swt AR-ROZZAQ (Yang Memberi Rezeki). Allah swt zat yang menghidupkan dan mematikan, segala kekuasaan ada dalam genggaman-Nya hatta debu yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atas ijin dan kuasa Allah swt.
Allah swt hantar ribuan Nabi dan Rasul hanya untuk perkara ini saja, bagaimana umat merubah yakin terhadap makhluk menjadi yakin terhadap Allah swt, dari yakin terhadap Mal ( harta ) kepada yakin terhadap Amal.
Nabi dan rasul hanya punya satu tugas saja ketika mereka di utus kedunia yaitu bagaimana Nabi dan Rasul buat dakwah, karena dakwah adalah kunci dan solusi dari setiap permasalan umat sampai akhir jaman.
Ketika penjajahan dan kekejaman merajalela, semua bayi berjenis kelamin laki-laki dibunuh, maka Allah swt tidak utus ribuan malaikatnya untuk hancurkan Fir’aun kala itu, tapi Allah swt cukup utus Musa as, untuk apa???? Bukan untuk membuat tentara tandingan, bukan untuk buat senjata yang lebih canggih agar dapat menandingi Fir’aun melainkan Allah swt utus Musa as untuk buat dakwah kepada Fir’aun.
Ketika penyimpangan seksual merajalela, kemaksiatan sudah terjadi di mana-mana , maka Allah swt tidak buat Undang-Undang Pornografi & Pornoaksi, Melainkan Allah swt hantar Nabi Luth as untuk buat dakwah ditengah kaumnya, begitupun ketika seluruh kemaksiatan , seluruh kedzaliman, seluruh bentuk penentangan terhadap hukum-hukum Allah terjadi pada kaum kafir Quraisy maka Allah swt tidak utus bala tentaranya untuk hancurkan kaum kafir Quraisy walaupun Allah swt mampu untuk lakukan itu, melainkan Allah swt cukup utus Rasulullah saw dan para Sahabatnya untuk buat dakwah di tengah-tengah kaumnya.
Saudaraku sekalian…. Allah swt jadikan dakwah sebagai solusi permasalahan umat dari jaman ke jaman, kalau kita mau lihat Alqur’an, sebagian besar isi alqur’an berisikan tentang kisah-kisah dakwah dan bagaimana cara para Nabi dan Rasul tersebut buat dakwah, maka sudah selayaknya umat ini kembali mengambil tugas dakwah sebagaimana yang dulu para sahabat nabi saw buat.
Rasulullah s.a.w telah perkenalkan jalan kebahagian pada umat ini. Inilah jalan kebahagian yaitu “lailahaillallah tuflihun”. Rasulullah s.a.w telah ajarkan umat ini dengan kalimat dakwah.
Saudaraku…Asbab hidayah tidak berada di luar tubuh manusia melainkan asbab hidayah ada didalam diri manusia itu sendiri. Hidayah tidak ada sangkut pahutnya dengan harta kekayaan, pangkat dan jabatan karena hidayah ada dalam gengaman Allah swt dan asbabnya ada dalam diri manusia itu sendiri. Siapa yang telah buat usaha dengan betul, gunakan diri dia dengan betul, maka janji Allah s.w.t pasti dan pasti , dia akan dapat hidayah.
Seluruh ahli dunia paham, manakala mereka mau sukses dalam usaha mereka, maka mereka akan libatkan keluarga mereka, anak dan istri mereka libatkan dalam usaha kedunian mereka, siang malam satu sama lain saling berbagi tugas guna mencapai apa yang mereka inginkan, dan hasilnya kebanyakan dari mereka berhasil memperoleh apa yang mereka inginkan.
Sekarang pertanyaannya, adakah ahli agama yang berbuat seperti apa yang diperbuat oleh ahli dunia??? Kalau pun ada pastinya jumlahnya tidak sebanyak ahli dunia, hal ini lah yang menyebabkan urusan dunia begitu maju pesat ketimbang urusan akhirat.
Kalau kita mau melihat, membaca serta merenungi kehidupan Rasulullah saw dan para Sahabatnya maka tak ada satu pun dari mereka yang mengajak anggota keluarganya untuk berkonsentrasi terhadap permasalahan dunia, karena mereka sadar dunia hanyalah sebuah sarana bukan merupakan tujuan sedangkan tujuan yang sesungguhnya adalah akhirat yang selama-lamanya.
Saudaraku….Ijtima Juli 2009 sudah di depan mata target 13.230 rombongan harus kita capai, sudahkah kita menjadi bagian timsukses ijtima, atau masih menjadi PENONTON bukan PELAKU.
Saudaraku… Para Munafikun pada zaman Rasulullah saw bukan orang yang tidak sholat, mereka juga sholat di belakang nabi walau hanya tiga waktu sholat ( Dzuhur, Ashar, Magrib ). Mereka juga korban harta mereka, tapi ada satu yang mereka tidak korbankan untuk agama , yaitu diri mereka, setiap ada panggilan Agama maka mereka mempunyai 1001 alasan agar diri mereka tidak dilibatkan untuk perkara tersebut, maka hasilnya bisa kita lihat neraka tempat mereka kembali. Lantas bagaimana dengan kita??? Kita tak pernah sholat di belakang Nabi saw, tak pernah korban kan harta apalagi diri untuk agama Allah swt , maka neraka bagian mana yang kiranya akan kita diami ???
Saudaraku… sekarang waktunya buat keputusan, Ijtima sudah didepan mata, tugas-tugas besar menunggu untuk kita tunaikan, mari berlelah-lelah untuk agama Allah swt habis-habisan untuk agama-Nya, kita korban lagi dan lagi sampai saatnya kelak Allah swt menyatakan keridhoan-Nya, mari saudaraku… alangkah nikmatnya ketika kita berlelah-lelah untuk dakwah dan tidur dalam kelelahan setelah berdakwah sehingga kelak Allah swt pertemukan kita dengan Jamaah Rasulullah saw dan para Sahabatnya.
Mari buat keputusan, catat nama untuk siap dihantar kemana saja dengan siapa saja dan biaya berapa saja, Insya Allah dalam waktu dekat saya niat 40 hari paling lambat pertengahan febuary ‘09 saya mohon doanya.
Subhanallahi wabihamdika ashadu ala ilaha ila anta astagfiruka waatubuhu ilaik’..
Wassalamuaikum.wr.wb,

0 komentar:

Posting Komentar

 
;