Kamis, 02 Juli 2009

Karghozari Dakwah di Yaman (2)

Segala Puji hanya milik Allah SWT semata, Sholawat serta Salam semoga senantiasa tercurah kepada Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad saw., keluarga dan sahabatnya.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan Jazakumullohu Khoirol Jazaa’ atas informasi yang antum berikan. Ini sangat membantu sekali. Semoga ini bukan yang terakhir kalinya.
Mengenai informasi atau karguzari dakwah di Yaman khususnya Darul Musthofa memang saya sendiri belum begitu banyak menyampaikan kecuali hanya beberapa orang ikhwan saja. Dengan alasan bahwa, baik Darul Musthofa maupun kami semua pelajar yang notabene ‘Tabligh’ bisa dikatakn merupakan corak baru bagi Lembaga Pendidikan yang dituju oleh para pelajar ‘Tabligh’ ini.
Sebagaimana kita tahu bahwa dari kebanyakan para pelajar Indonesia yang sudah mengenal tabligh lebih bersemangat untuk belajar di Pakistan atau India. Ini semua karena pertimbangan untuk menjaga ‘Bi’ah Dakwah’ yang sudah dijalani.
Namun, tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang mempunyai ‘Himmah’ atau semangat belajar hingga berkeinginan untuk mendalami Madzhab Imam Syafi’i. Maka, Yamanlah yang menjadi tujuan untuk memenuhinya dengan alasan bahwa, Yaman merupakan negara yang masih kental dan kuat dengan ‘Syafi’i’ nya. Bahkan, dalam sejarahpun Yaman mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Dari berbagai macam Lembaga Pendidikan yang berada di Yaman, Darul Musthofa yang masih begitu muda usianya dibandingkan dengan Lembaga Pendidikan lainnya.
Negara Yaman terbagi menjadi 2 Provinsi, Yaman Utara dan Yaman Selatan yang dinamakan dengan Hadramaut.
Di Yaman Utara ada beberapa Lembaga Pendidikan dan Universitas Islam bercorak Syafi’i seperti Universitas Al Yamaniyah dan Universitas Syar’iyyah Shona’a di Ibukota Yaman, Shona’a. Juga terdapat beberapa Universitas lain yang berfahamkan ‘Wahhabi’.
Di kota Hudaidah ada 1 Universitas Syar’iyyah Hudaidah dan Universitas Al Ahqaff. yang juga bercorak Syafi’i disamping beberapa Pondok Pesantren kecil di sekitarnya.
Adapun di Hadramaut ada Universitas Al Ahqaf cabang, Rubath Tareem dan Lembaga Pendidikan Islam Darul Musthofa.
Inilah beberapa tempat belajar yang menjadi sasaran para pelajar Indonesia yang hendak mendalami Madzhab Syafi’i. Hingga diperkirakan dari jumlah keseluruhan pelajar Indonesia berkisar 800 orang.
Ini karguzari sekilas tentang alasan dipilihnya negara Yaman sebagai tujuan untuk belajar.
Kedua, mengenai perkembangan dakwah secara keseluruhan Yaman merupakan negara di Jazirah Arab yang juga tidak luput dari ‘incaran’ Jama’ah Tabligh. Dakwah pertama masuk sejak 35 tahunan yang lalu. Bahkan pertama kali yang didatangi adalah beberapa daerah di Hadramaut. Kami mendengar langsung dari Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bahwa, ayahanda beliau yang bernama Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz sempat bertemu dan berinteraksi langsung dengan Jama’ah Tabligh yang kebetulan datang ke Tarim Hadramaut. Dan memberikan kesan yang baik kepada beliau (Habib Muhammad). Ini beliau (Habib Umar) sampaikan beberapa minggu yang lalu, ketika beliau meminta kami para ‘Karkoon Pelajar’ untuk berkumpul dan mendangarkan taushiyah beliau tentang pentingnya menjaga Amal Maqomi.
Dalam kalam beliau menerangkan dan menyebutkan bahwa dari sekian banyak orang-orang Tarim yang mengikuti dan bergabung dengan JT mereka begitu bagus sekali menjaga Amal Agama. Bahkan yang menjadi point besar adalah ‘mau memekirkan orang lain untuk amal agama’. Ini disebabkan kuatnya mereka menjaga Amal Maqomi baik di rumah maupun di masjid.
Ketiga, Tentang asal-usul Habib Umar mengenal dan mengetahui JT adalah dari apa yang saya ceritakan diatas. Selain itu pula beliau pernah belajar pertama kali di salah satu daerah di Yaman Utara yang bernama Baidho’. Di kota inilah beliau mengenal dekat tentang Jama’ah Tabligh bahkan beliau sempat keluar 40 hari seperti yang antum ketahui juga sempat menghadiri Ijtima’ di Pakistan. Mengenai tahunnya saya belum bisa memastikan. Namun, sampai sekarang beliau masih berhubungan dan berkawan baik dengan salah seorang penanggung jawab markas Mukalla, ibukota Hadramaut. Beliau bernama Syeikh Ali Ba’abbad. Beliau inilah yang mengajak Habib Umar untuk menghadiri Ijtima’ tersebut. Hingga saat inipun Syeikh Ali masih sering berkunjung dan bertatap muka dengan Habib Umar. Bahkan beliau sering diberikan kesempatan untuk ‘ceramah’ di depan semua pelajar dan pengajar.
Keempat, Perkembangan dakwah di Darul Musthofa baru saja dimulai 4 tahun lalu. Ketika seorang dari pelajar Indonesia yang bernama Mahmud dari Jakarta datang ke Darul Musthofa setelah menyelesaikan studinya di Mesir. Dialah yang menggerakkan semua ‘Karkun Senyap’ yang ada dan dari berbagai negara. Hingga terkumpul data nama-nama mereka sebanyak 50 orang dari luar negara Yaman saja. Dari sinilah dimulai gerak dakwah di Darul Musthofa hingga sambung dengan orang-orang markas terdekat. Sekembalinya Mahmud ke Indonesia yang hanya sempat belajar 2 tahun saja ini cukup membuahkan hasil yang memuaskan hingga sekarang terkumpul nama-nama yang sudah pernah keluar baik dari negara masing-masing atau baru mengenalnya di Darul Musthofa sebanyak 170 orang.
Mohon maaf, untuk sementara ini saya hanya bisa menyampaikannya sampai disini saja. Insya Allah akan saya lanjutkan di lain waktu.
Wassalam,

0 komentar:

Posting Komentar

 
;