Minggu, 07 Juni 2009

Ciri Dakwah Ke-Nabi-an

Agama akan tetap ada di muka bumi ini mana kala masih ada orang yang mau usaha atas agama ( dakwah ) Apabila dimuka bumi ini sudah tidak ada lagi yang mau buat ini usaha ( dakwah ) maka pasti dan pasti Allah swt akan hancurkan kita, sebagaimana Allah swt hancurkan umat-umat terdahulu. Andai hari ini Allah swt bangkitkan Fir’aun di tengah-tengah kita pasti dan pasti ia akan berkata bahwa segala apa yang dia usahakan dahulu adalah sia-sia
Lantas dakwah seperti apa yang harus kita buat??? Ya tentu saja dakwah yang mencontoh Rasulullah saw dan para sahabat r.a. Bila kita mau melihat sejarah maka dapat di lihat ada beberapa kesamaan dahwah para nabi dan rasul dari jaman Nabi Adam sampai Rasulullah saw , dan dari banyak kesamaan itu beberapa diantaranya :
1. Seluruh Nabi dan Rasul berdakwah hanya mengajak bagaimana agar seluruh manusia mengenal dan taat kepada Allah swt bukan kepada dirinya , partainya atau golongannya, melainkan hanya kepada Allah swt . “Ya ayuhannas, quuluu la ilaha illallah Tuflihuu ( Hai manusia ucaplah kalimah Laailaahaillallah, kamu akan berjaya )” . Bukan menyeru wahai manusia masuklah ke partaiku maka kamu akan berjaya, melainkan seluruh Nabi dan Rasul hari-hari hanya berpikir tentang perkara agama saja, berpikir bagaimana kebesaran Allah swt masuk kedalam hati-hati umat manusia, bahwa yang memberi rezki , yang menghidupkan , yang mematikan, yang maha besar hanyalah Allah swt. Seluruh nabi dan rasul hari-hari berpikir bagaimana umat menafikan diri mereka dan mengisbatkan segala sesuatu hanya kepada Allah swt, mengecilkan makhluk dan hanya membesarkan Allah swt. Merubah yakin terhadap Mal ( harta ) manjadi yakin kepada Amal , dari yakin kepada dunia menjadi yakin kepada negeri akhirat.
2. Seluruh Nabi dan Rasul berdakwah dengan mengorbankan harta dan diri sendiri. Tidak ada satupun nabi dan rasul yang berdakwah untuk memperkaya dirinya, kita bisa lihat kehidupan Rasulullah saw dimana pernah di rumah beliau selama beberapa bulan tidak ada makanan yang bisa dimakan kecuali kurma dan air. Kita juga bisa lihat, sebelum masuk Islam Siti Khadijah , istri Rasulullah saw begitu kaya rayanya, tapi mana kala dia memeluk Islam dan mulai membantu rasulullah saw berdakwah maka ia korbankan harta bendanya sampai tak tersisa demi agama Allah swt. Bahkan para sahabat Rasulullah pun paham akan hal ini. kita bisa melihat Abu Bakar ra yang sebelum masuk Islam merupakan saudagar yang kaya raya, tapi ketika sudah masuk Islam dan mulai berdakwah ia korban kan seluruh hartanya, bahkan pernah dalam salah satu peperangan Abu Bakar menginfakan seluruh hartanya dan tidak meninggalkan sepeserpun untuk keluarganya. Sampai-sampai Asma r.ha ( putri Abu Bakar ra ) membohongin kakeknya yakni Abu Qahafah ( ayah Abu Bakar ra ) yang buta dan saat itu masih kafir dengan meletakan kerikil-kerikil kecil di tempat Abu Bakar ra biasa meletakan uangnya dan ditutupi dengan selembar kain agar kakeknya menyangkah bahwa ayahnya ( Abu Bakar ra ) meninggalkan harta sebagai bekal untuk anak-anaknya , padahal Abu Bakar ra tidak meninggalkan harta sedikitpun, itu di lakukan semata-mata agar kakeknya ( ayah Abu Bakar ra ) menjadi tenang. Coba bandingkan dengan keadaan kita hari ini , berapa banyak hari ini ahli dakwah yang mengunakan agamanya untuk menumpuk dunia, hari ini kehidupan kita kebalikan dari pada para sahabat nabi, kalau dulu sahabat kaya lantas ambil usaha dakwah korban harta habis-habisan kalau hari ini kita tidak ada harta lantas “mengambil keuntungan” dari dakwah Astaghfirullah , dulunya sebelum dakwah jalan kaki kini setelah berdakwah naik mobil ber AC dan sudah berani memasang tarif Astaghfirullah.
3. Seluruh Nabi dan Rasul berdakwah jumpa umat, dari lorong ke lorong , rumah ke rumah , kota ke kota, intinya setiap saat dan keadaan selalu menyeru umat kepada Allah swt, tidak pandang bulu baik dia saudara dekat maupun penguasa, baik dia rakyat jelata maupun saudagar kaya. Ulama bagi tahu, andaikan tapak kaki Rasulullah saw ini di cat merah maka seluruh kota Mekkah dan Madina berwarna merah , karena tidak ada satupun tempat disana yang tidak Rasulullah saw datangi. Terkadang Rasulullah berdakwah kepada keluarga yang terdekat dari kalangan suku Quraisy, dan terkadang Rasulullah saw berdakwah kepada kabilah-kabilah arab pada musim haji ( Bani Amir, Bani Muharib , Bani Ka’ab , Bani Kalb, Bani Hanifah, Bani Bakar , Bani Syaiban dan lain sebagainya ) , Rasulullah juga berdakwah ketika di pasar ( pasar Dzilmajaz ), Rasulullah juga meyampaikan dakwah ketika dalam perjalanan ( Pada waktu Hijrah ), dan Rasulullah saw juga pernah berdakwah dengan berjalan kaki ( ketika pergi ke Thaif ) dan Rasulullah saw juga berdakwah kepada raja-raja dengan melalui surat-surat yang di bawa oleh para sahabat. Pendek kata setiap saat dan keadaan Rasulullah saw dan para Sahabat selalu menyampaikan agama baik kepada keluarga maupun kepada orang yang tidak di kenalnya. Coba bandingkan dengan keadaan kita sekarang ini, terkadang kita sanggup bicara atau menulis tentang agama dengan begitu kerasnya seakan-akan kita yang paling benar dan yang lain salah , merasa kelompoknya sendiri yang benar dan yang lain ahli bid’ah , sampai-sampai menyesatkan bahkan sampai mengkafirkan, tapi ketika berada di tengah keluarganya, dia seperti kerupuk yang melempem terkena angin tidak ada suaranya, tidak berani membid’ahkan bahkan mengkafirkan, hanya berani melalui tulisan tanpa berani berhadapan langsung dengan umat. Astaghfirullah.
Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang berkenaan dengan dakwah tapi rasanya dari ketiga poin diatas kita bisa belajar , ternyata begitu jauh sekali dakwah yang kita lakukan dengan apa yang dahulu Nabi dan Rasul lakukan. Oleh karena itu mulai detik ini setiap kita berniat meluruskan lagi niat kita dan berjanji menjadikan kerja dakwah sebagai kerja utama kita, apabila setiap kita sudah menjadikan kerja dakwah menjadi kerja utama kita maka Allah swt akan selesaikan seluruh permasalahan dunia dan akhirat kita.
Mari kita mulai berdakwah dari diri kita terlebih dahulu, mulai detik ini kita berjanji untuk memperbaiki yakin kita kepada Allah swt dan berusaha menghidupkan sunah Nabi saw selama 24 jam dari bangun tidur sampai tidur lagi, melaksanakan sholat wajib tepat pada waktunya dengan tertib dan dengan cara Rasulullah saw ( berjamaah dimana adzan di kumandangkan masjid / musholah ), mulai giat mencari ilmu yang di sertai dzikir kepada Allah swt dengan cara mendatangi para ulama, Menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap umat , selalu meluruskan niat kita dalam setiap beramal , baik diawal, di pertengahan maupun di akhir kita beramal, dan yang lebih penting lagi dari semua itu bagaimana kita sampaikan perkara agama ini kepada orang lain, karena barang siapa yang mengajak kepada suatu ke baikan maka ia akan mendapat pahala sebanyak orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Insya Allah kita semua niat amal.
Dan tak lupa bagaimana hari-hari kita bagun di sepertiga malam terakhir , sholat malam, nangis minta ampun kepada Allah swt karena telah lama melalaikan tugas untuk memperbaiki diri dan memperbaiki keluarga kita.
Semoga Allah swt memberi kemudahan untuk perkara ini dan memberikan ke ridhoan-Nya kepada kita semua . Amien

1 komentar:

Posting Komentar

 
;